Senin, 16 Desember 2019 - 06:22:35 WIB
Kalibrasi arah kiblat pembangunan musallah LAPAS Perempuan Negeri lama passo
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Bimas Islam - Dibaca: 451 kali

Ambon, (INMAS) - Bertempat di Lapas Perempuan Passo Negeri Lama  Hj.Rabea Kiat beserta stafnya di dampingi Kepala Kua T.A. Baguala bersama sama mengikuti  acara penetatapan  “Kalibrasi arah kiblat pembangunan musallah LAPAS Perempuan Negeri lama passo Aktivitas penentuan arah kiblat dengan menggunakan kecanggihan alat-alat modern, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Dalam Islam, penggunaan alat modern (kompas) untuk tujuan tersebut diperbolehkan karena memberikan hasil kesimpulan yang sama nilainya dengan ijtihad, yakni sama-sama menghasilkan kesimpulan yang bersifat zhanni. Kamis,12/12/2019

Hal ini, diungkapkan Kepala Penyelenggara Syariah  menyinggung penggunaan kompas (bait al-ibrah) yang dinilai canggih dan modern sebagai sarana penunjuk arah kiblat. "Bahwa alat-alat semacam GPS, Theodolit dan Google Earth boleh dan sah dijadikan sebagai sarana bantu mencari arah kiblat," ujarnya, kemarin.

Berawal dari latar belakang inilah Kementerian Agama Kota Ambon  melalui pembimbing syariah merasa perlu untuk melakukan pengukuran atau kalibrasi arah kiblat. Hal ini pun semata-mata sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap aspek peribadatan umat islam.

Hj.Rabea kiat biasa di sapa mengatakan, memahami dan menyadari bahwa cakrawala fiqih islam teramat luas. Diakuinya, banyak ijtihad-ijtihad fiqhiyah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, termasuk yang berhubungan dengan kiblat.

“Oleh sebab itu, status data-data yang dihasilkan dari metode dan peralatan yang kami jadikan instrumen pengukuran modern mesti dipahami sebagai bentuk upaya ijtihadiyah yang bersifat zhanni, yang tentunya sejajar dengan ijtihad-ijtihad ulama terdahulu dalam menentukan arah kiblat," ujarnya.

Dikatakan Hj.Rabea kiat, masih banyak masyarakat yang tidak memahami arah kiblat dan penentuan arah kiblat suatu bangunan rumah ibadah. Hal ini, karena mereka masih mengandalkan pekerja bangunan (tukang). Akibatnya, patokan arah kiblat masih mengarah ke barat, tidak memahami berapa derajat sebenarnya dari arah utara atau. Dengan kata lain, masih sekitar lima puluh persen kesalahan persis kearah barat. Slah satu Tim Kalibrasi Kemenag Kota Ambon, Hj.Rabea Kiat  mengatakan, dari pelaksanaan kalibrasi yang dilakukan, tim berharap untuk dapat menghasilkan tujuan dengan menggunakan beberapa strategi dan metode. Meliputi kegiatan aktivitas bersama masyarakat dan tokoh agama dalam menentukan arah kiblat.

"Kegiatan ini dirasa penting, karena hampir semua masjid di Kota Ambon belum tersertifikasi pemutahiran kalibrasi arah kiblat dan belum ada kemandirian serta kemampuan dari takmir masjid untuk menentukan waktu shalat yang harus disesuaikan dengan wilayah masing-masing," ujar hj.Rabea Kiat.(J/L)